![]() |
Ilustrasi seorang trader saham sedang memantau pergerakan harga pasar untuk melakukan strategi scalping. |
Jakarta, komprehensif.id — Ingin meraup untung dari pasar saham tanpa menunggu lama? Scalping mungkin jawabannya. Strategi trading ini menargetkan keuntungan kecil dari pergerakan harga dalam waktu sangat singkat—bahkan hanya hitungan detik hingga menit.
Scalping saham populer di kalangan trader aktif yang rela duduk berjam-jam memantau layar, berburu momen masuk dan keluar pasar. Mereka disebut scalper, dan tujuannya sederhana: kumpulkan profit tipis tapi sering.
Berbeda dari swing trading yang menunggu pergerakan harga besar, scalping justru fokus pada fluktuasi kecil. Untuk itu, scalper mengandalkan analisis teknikal dan reaksi cepat—dua hal yang krusial dalam eksekusi strategi ini.
Begini Cara Scalping Saham yang Efektif
Langkah pertama: pilih saham dengan likuiditas tinggi. Artinya, saham tersebut aktif ditransaksikan dan mudah dibeli-jual dalam waktu singkat. Saham seperti ini juga punya spread tipis, yaitu selisih antara harga beli dan jual yang rendah—faktor penting dalam mengurangi biaya transaksi.
Scalper biasanya memakai time frame sangat pendek, seperti grafik 1 menit atau 5 menit. Ini membantu mereka membaca arah pasar secara real-time.
Indikator teknikal pun jadi senjata utama. Moving Average (MA), Bollinger Bands, dan Relative Strength Index (RSI) sering digunakan untuk mencari momen masuk atau keluar. Di saat bersamaan, manajemen risiko tak boleh diabaikan. Banyak scalper memakai stop loss ketat untuk menghindari kerugian besar dari pergerakan harga yang berlawanan arah.
Teknik Scalping Saham yang Paling Umum
Ada beberapa pendekatan scalping yang populer di kalangan trader:
1. Teknik Breakout
Mengincar saham yang menembus level support atau resistance penting. Saat breakout terjadi, harga biasanya bergerak cepat—memberi peluang bagi scalper untuk menyambar keuntungan. Bollinger Bands bisa dipakai untuk mendeteksi momen ini.
2. Teknik Moving Average (MA)
Dengan MA jangka pendek, seperti MA 5 dan MA 10, scalper bisa memetakan tren harga harian. Saat dua garis MA bersilangan, itu bisa jadi sinyal entry atau exit.
3. Teknik Rebound di Support-Resistance
Saat harga menyentuh support, scalper bersiap beli. Ketika menyentuh resistance, waktunya jual. Indikator seperti RSI dan Stochastic membantu menilai apakah saham sudah jenuh beli atau jenuh jual.
4. Teknik Momentum
Teknik ini mengejar kekuatan tren. Indikator seperti RSI dan MACD digunakan untuk menilai apakah tren cukup kuat untuk dimasuki, lalu scalper ikut arus.
Plus-Minus Scalping Saham
Scalping memang menawarkan cuan cepat—beberapa transaksi sukses bisa langsung menambah saldo. Strategi ini juga tak bergantung pada prediksi pasar jangka panjang, karena fokusnya hanya pada fluktuasi harga harian.
Namun, ada harga yang harus dibayar.
Biaya transaksi membengkak karena frekuensi trading yang tinggi. Belum lagi risiko kerugian cepat jika tak disiplin menerapkan cut loss. Dan jangan lupakan: scalping butuh fokus penuh. Satu detik lengah, bisa fatal.
Kesimpulan
Scalping saham adalah seni mengambil keuntungan kecil dalam waktu singkat. Untuk sukses, dibutuhkan kombinasi analisis teknikal yang tajam, manajemen risiko yang disiplin, serta stamina mental menghadapi pasar yang bergerak cepat.
Bagi pemula, mulailah dengan volume kecil, pelajari strategi, dan asah keterampilan lewat simulasi atau akun demo. Jika dijalankan dengan konsisten, scalping bisa menjadi sumber cuan yang menjanjikan di dunia trading saham.
(mis)