![]() |
Wakil Bupati Bireuen Razuardi memberikan sambutan pada pembukaan Gema Muharram 1447 H di Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb, Selasa (15/7/2025) malam. [Foto: Humas Pemkab Bireuen] |
Bireuen, komprehensif.id — Wakil Bupati Bireuen, Ir H Razuardi MT, membuka acara Gema Muharram 1447 H di Dayah Babussalam Al Aziziyah Jeunieb, Selasa (15/7/2025) malam. Ribuan masyarakat, wali santri, pejabat Kemenag, Muspika Jeunieb, hingga para sesepuh dayah turut memadati lokasi acara.
Kegiatan bertema "Menebar Kebaikan, Membangun Peradaban untuk Prestasi Gemilang" ini berlangsung meriah. Dimulai dengan tayangan video khazanah Almarhum Tu Sop, tarian ratoh, pengantar PTQ, lalu pembukaan secara simbolis dengan konfirmasi biometrik tangan Wakil Bupati di layar monitor, dan ditutup pesta kembang api. Semua rangkaian merupakan kolaborasi multimedia dan seni karya para santri.
Dalam sambutannya, Razuardi mengenang sosok Tu Sop sebagai guru spiritualnya sejak masih menjabat Kepala Bappeda pada 2005. “Sosok Tu Sop bukan saja kawan, tetapi juga guru spiritual bagi saya,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf dari Bupati Bireuen, H Mukhlis, yang berhalangan hadir karena tugas di luar daerah. Razuardi berharap peringatan Muharram ini menjadi momentum memperbaiki diri, meningkatkan iman, dan memotivasi masyarakat membangun mental, akhlak, serta kepribadian yang kuat.
“Muharram ini ajang memperkuat karakter generasi muda dan membangun masyarakat Bireuen yang religius, berakhlak mulia, dan penuh kepedulian,” tambahnya.
Sementara itu, Pembina Yayasan Babussalam, Tgk Muzammil—putra sulung almarhum Tu Sop—mengaku peringatan Muharram tahun ini terasa berbeda tanpa kehadiran sang ayah. “Beliau bukan hanya orang tua secara nasab, tetapi pelindung spiritual dan penuntun langkah dalam banyak perkara yayasan ini,” ucapnya.
Muzammil menegaskan kekosongan yang ditinggalkan Tu Sop bukan untuk diratapi, melainkan diisi dengan semangat melanjutkan perjuangannya. “Semangat dan cita-cita orang besar tidak boleh terkubur bersama jasadnya. Perjuangan ini kita lanjutkan, bukan karena merasa mampu, tetapi karena ini amanah yang ditinggalkan,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa Yayasan Babussalam bukan milik segelintir orang, melainkan warisan kolektif umat. “Ini tempat perjuangan bersama, bukan untuk mencari keuntungan pribadi. Tempat menanam amal jariyah yang kelak mengayomi kita semua,” tutur Muzammil.
(mis)