Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

421 Santri Ikut Seleksi Beasiswa Tahfidh di Bireuen

Komprehensif
4 Agu 2025, 11:33 WIB Last Updated 2025-08-04T04:33:00Z

Kepala Dinas Pendidikan Dayah Bireuen membuka Seleksi Beasiswa Hafizh Al-Qur’an 2025 didampingi panitia dan tamu undangan
Kepala Dinas Pendidikan Dayah Bireuen, Anwar, membuka secara resmi Seleksi Beasiswa Thalabah Hafizh Al-Qur’an Tahun 2025, Senin (4/8/2025).

 Bireuen, komprehensif.id — Sebanyak 421 santri dari berbagai dayah mengikuti Seleksi Beasiswa Santri Tahfidh di Kantor Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Bireuen, Senin (4/8/2025). Seleksi resmi dibuka pukul 09.00 WIB oleh Kadis Pendidikan Dayah, Anwar, S.Ag, M.A.P.


Program ini memperebutkan 222 kuota beasiswa bagi santri penghafal Al-Qur’an. Peserta datang dari dalam dan luar kabupaten, namun seluruhnya wajib menunjukkan bukti sebagai warga Bireuen melalui Kartu Keluarga dan surat pengantar dari pimpinan dayah.


Seleksi dibagi dalam tujuh kategori, berdasarkan jumlah hafalan dari 1 juz hingga 30 juz. Kategori dengan peminat terbanyak adalah hafalan 1 juz (Juz Amma) dengan 154 peserta, namun hanya 115 yang akan lolos. Di kategori 3 juz, ada 97 peserta memperebutkan 28 kuota. Sedangkan untuk 30 juz, hanya ada 7 peserta dengan kuota 4 orang.


Besaran beasiswa pun beragam. Santri penghafal 1 juz akan menerima Rp1,3 juta, sementara penghafal 30 juz berhak atas beasiswa Rp10 juta per orang.


Total anggaran yang digelontorkan Pemkab Bireuen mencapai Rp470 juta. Dana tersebut bersumber dari DPA Tahun Anggaran 2025 Dinas Pendidikan Dayah, sebagai bagian dari komitmen memuliakan penjaga Al-Qur’an.


“Ini bukan hanya tentang jumlah hafalan, tapi tentang membentuk karakter Qur’ani: adab, kesungguhan, dan tanggung jawab menjaga kalamullah. Kita ingin para hafizh ini tumbuh menjadi pemimpin masa depan,” kata Anwar dalam sambutannya.


Ia menegaskan bahwa program ini adalah investasi jangka panjang, tidak hanya untuk pendidikan tapi juga pembangunan moral masyarakat.

“Kita tidak sekadar membangun infrastruktur fisik, tapi juga membangun benteng nilai melalui dada-dada santri yang bersinar dengan hafalan Al-Qur’an,” tambahnya.


Salah satu peserta dari Kecamatan Jeumpa yang mengikuti seleksi kategori 10 juz mengaku kegiatan ini sangat memotivasinya.


“Bagi saya, ini bukan hanya tentang mendapatkan beasiswa, tapi juga tentang membuktikan bahwa menjadi hafizh itu sebuah kehormatan,” katanya.


Panitia menyatakan seleksi dilakukan secara objektif, mencakup hafalan, tajwid, dan adab membaca Al-Qur’an. Proses seleksi berlangsung beberapa hari dan hasilnya akan menentukan penerima beasiswa.


Dengan program ini, Bireuen terus memperkuat identitasnya sebagai Kota Santri dan pusat pertumbuhan generasi Qur’ani.


(mis)

Iklan

iklan