Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Pria di Nanjing Tipu dan Rekam 1.600 Pria dengan Kedok Sister Hong

Komprehensif
20 Jul 2025, 01:11 WIB Last Updated 2025-07-19T18:11:45Z

Jiao tersangka Sister Hong bersama para pria korban penipuan di Nanjing
Tersangka Jiao menyamar sebagai Sister Hong dan para pria yang diduga menjadi korban penipuannya di Nanjing, Tiongkok. [Dok. El Cierre Digital]

 Nanjing, komprehensif.id — Seorang pria berusia 38 tahun di Nanjing, Tiongkok, ditangkap polisi setelah menipu dan merekam ratusan pria dengan menyamar sebagai wanita bernama Red Uncle atau Sister Hong. Kasus ini kembali viral hingga hari ini.


Tersangka bernama Jiao itu ditangkap pada 5 Juli 2025 setelah aksinya terbongkar. Tagar “紅姐” (Sister Hong) menduduki trending teratas Weibo pada 8 Juli 2025 dengan lebih dari 200 juta tayangan. Polisi menyebut Jiao memakai wig, prostesis payudara, dan riasan tebal untuk memikat para korban lewat aplikasi kencan.


Menurut laporan Economic Times, Jiao diduga merekam para korban secara diam-diam, lalu menjual videonya di platform berbayar. Ia bahkan punya jadwal kunjungan yang rapi untuk menghindari pertemuan para korban satu sama lain.


Data dari National World menyebut Jiao menjalin kontak dengan sekitar 1.691 pria selama tiga tahun terakhir. Angka ini belum dikonfirmasi resmi oleh kepolisian, namun skala operasi disebut cukup masif.


Polisi sudah menyita barang bukti berupa wig, enam ponsel, catatan korban, hingga ratusan rekaman. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nanjing (CDC) membuka layanan skrining kesehatan gratis bagi warga yang merasa terpapar, namun belum ditemukan adanya infeksi seksual terkait kasus ini.


“In response, the Nanjing Centre for Disease Control and Prevention (CDC) is offering health screenings for anyone suspecting exposure to sexually transmitted diseases.” (8/07/2025).


Kasus ini memicu kehebohan di dunia maya. Meme hingga filter AR bertema Sister Hong muncul di Instagram. Namun, banyak korban justru mengalami tekanan psikologis karena video mereka tersebar, bahkan ada yang bercerai setelah identitasnya terungkap.


Polisi kini terus menghapus konten ilegal dan membuka hotline untuk masyarakat yang ingin melapor. Mereka juga mengimbau publik tidak lagi menyebarkan video atau foto demi melindungi privasi para korban.


Tersangka diketahui membangun persona Sister Hong sebagai ibu rumah tangga yang hangat, kerap mengunggah konten memasak dan berkebun untuk mendapatkan kepercayaan korban. Kasus ini menyoroti ancaman privasi dan etika digital di era media sosial.



(mis)

Iklan

iklan